Kamis, 19 Desember 2013

kain Tradisional

  •  Sejarah Kain Tradisional 
berbagai ragam kain tradisional di indonesia dipengaruhi oleh banyaknya kepulauan yang terdiri dari kurang lebih 17.000 pulau dan terbagi menjadi beberapa provinsi, hal ini pula yang menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman budaya.
Pada masa prasejarah kain berfungsi sebagai pelindung badan dari panas, gangguan serangga, benda tajam, dan dingin. Pada masa itu kain yang digunakan terbuat dari kulit pohon, akar tumbuh - tumbuhan, serat, daun - daunan dan kulit hewan.
Pada masa klasik banyak negara - negara luar yang mempengaruhi indonesia mulai dari motif kain, ornamen atau ukiran bangunan, candi, lukisan-lukisan kaca, nyanyian-nyanyian, dan sebagainya. di antaranya adalah negara India, Persia, Cina, Eropa bahkan Vietnam, Myanmar, Thailand, Cambodia, dan lain-lain juga ikut mempengaruhi.
  • Macam - macam Kain Tradisional
Kain tenun ikat 
Pada dasarnya teknik pembuatan kain tenun digolongkan menjadi dua yaitu  teknik dalam membuat kain (alat tenunnya) dan teknik membuat hiasan. dan dua hal penting yang tidak boleh dilupakan yaitu pembuatan benang tenun dan pembuatan zat warna.
kain tenun ikat yaitu kain tenun yang dibuat dengan teknik tenun di mana benang pakan, lungsi atau dua-duanya dicelup sebelum ditenun, benang-benang yang diikat tidak kena warna, sehingga setelah dilepas pengikatnya akan timbul pola-pola yang diinginkan. Kain ikat lungsi juga ada yang dikombinasikan dengan hiasan manik-manik.

Berikut ini contoh busana kain tenun ikat


Kain songket
kain songket yaitu kain tenun yang yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan, hiasan dibuat dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi, kadang-kadang dihiasi dengan manik-manik, kerang atau uang logam. Di Palembang kain songket dengan benang emas atau perak di sebut Tenun Songket Palembang, kerajinan ini sudah di kenal sejak zaman sriwijaya.
Pada beberapa abad yang lalu kerajinan ini merupakan kewajiban bagi para remaja menjelang mereka mulai berumah tangga. Kain ini dipakai untuk upacara adat, umumnya dipakai oleh kaum wanita dalam upacara perkawinan dan oleh para penari. Dan beberapa saat yang lalu kain songket "lupus" yang terbuat dari sutera dihiasi dengan benang emas, hanya dipakai oleh putri-putri raja dalam upacara kebesaran.

Berikut ini contoh busana kain songket






kain lurik
kain lurik yaitu kain tenun yang dibuat dengan hiasan atau lajur garis membujur. Pada masyarakat Jawa terutama di daerah Probolinggo selendang lurik “Tulak watu” dipergunakan untuk upacara tujuh bulanan (Jawa: tingkeban/mitoni) serta untuk meruwat (ngruwat). Upacara tingkeban merupakan selamatan yang dilakukan oleh seorang wanita yang pertama kali hamil tujuh bulan, dengan dimandikan oleh seorang dukun.

Berikut contoh busana kain lurik





Kain batik 
Kain batik yaitu kain yang dibuat dengan cara menghias kain putih dengan memakai malam atau lilin. Teknik hias pada kain putih yang dilukis dengan canting atau cap kemudian direndam dalam celupan warna. Teknik pembuatan batik pada mulanya menggunakan bahan ketan sebagai reist-dyed (malam) dalam proses pembatikan dan alat semacam pena sebagai cantingnya, batik ini disebut dengan batik “Simbul.” Perkembangan selanjutnya ditemukan malam lebab, lanceng sebagai pengganti bubur ketan, kemudian dikembangkan menjadi lilin batik dan alat canting tulis. 
Seni batik telah ada sejak abad 12 M dan pada tahun 1815 ditemukan alat stempel berukiran pola-pola batik terbuat dari tembaga sebagai alat batik cap.

Berbagai macam busana kain batik



  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar